ETIKA BISNIS
Nama :
Suryo Tripitoyo
NPM :
16210753
Jurusan :
S1 Manajemen
Dosen : Bonar S. Panjaitan
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ABSTRAK
Suryo
Tripitoyo.16210753
ETIKA
BISNIS
Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2014
Kata Kunci : Etika
Bisnis
Etika Bisnis kali ini membahas tentang apakah pelaku
bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika didalam menjalankan bisnisnya?,
Jika tidak, bagaimanakah bentuk pelanggarannya?, Apakah faktor penyebabnya? dan
Bagaimana cara mengatasinya?. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya
kasus pelanggaran etika bisnis dan banyak hal yang berhubungan dengan
pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung
jawab. Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa ada perusahaan yang
menjalankan etika bisnisnya dengan baik dan ada juga yang tidak menjalankan
etika bisnisnya sehingga banyak melakukan pelanggaran. Oleh karna itu
pemerintah harus turut mengawasi dan memberikan hukuman pada yang melakukan
pelanggaran.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kegiatan
berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai
keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan
dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu
diperhatikan. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang
penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan
merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka
panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis
yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik
secara moral.
Walaupun
terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam hal
itu tidak sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas
pada masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi. Berbagai
hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para
pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat
faktor lain yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran
etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan
banyak keuntungan.
Oleh sebab itu,
dalam penulisan ini akan dibahas mengenai pelanggaran etika bisnis serta
faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran etika bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah
pada penulisan ini adalah.
1. Apakah pelaku bisnis disekitar kita menggunakan
etika
dalam menjalankan bisnisnya ?
2. Jika tidak, bagaimanakah bentuk pelanggarannya ?
3. Apakah faktor penyebabnya dan bagimana cara
mengatasinya ?
1.3 Batasan Masalah
Penulisan ini
hanya membahas tentang etika dalam bisnis.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan ini yaitu untuk mengetahui apakah pelaku bisnis yang ada disekitar
kita menggunakan etika didalam menjalankan bisnisnya?, Jika tidak, bagaimanakah
bentuk pelanggarannya ?, Apakah faktor penyebabnya ? dan Bagimana cara
mengatasinya ?
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis
yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
- Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
- Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam
menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1.
Pengendalian
diri.
2.
Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility).
3.
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4.
Menciptakan
persaingan yang sehat.
5.
Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6.
Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu
menyatakan yang benar itu benar.
8.
Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah.
9.
Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan
rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis
yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan
perundang-undangan.
Ada 3 jenis
masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :
1.
Sistematik
Masalah-masalah
sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai
sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
2.
Korporasi
Permasalahan
korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
3.
Individu
Permasalahan
individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas
keputusan, tindakan dan karakter individual.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa
perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan
dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang
diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan
komunitasnya.
2. Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang
paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus
diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika
prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3. Prinsip tidak
berniat jahat
Prinsip ini ada
hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat
akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4. Prinsip
keadilan
Perusahaan
harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang
sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5. Prinsip hormat
pada diri sendiri
Perlunya
menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat
jahat dan prinsip keadilan.
METODOLOGI
PENELITIAN
Pada penulisan
ini, informasi yang didapatkan bersumber dari internet yang berkaitan dengan
etika bisnis agar tujuan penulisan ini dapat dipahami. Data dalam penulisan ini
mengunakan data sekunder, dimana pengertian data dekunder adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.
PEMBAHASAN
Etika bisnis dalam perusahaan
memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang
kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Pada kenyataanya, penerapan etika bisnis pada
perusahaan memang tidak dapat terlihat secara jelas. Mempelajari etika bisnis
suatu perusahaan berarti kita harus memperhatikan apa saja proses yang terjadi
di perusahaan tersebut.
Pelanggaran etika bisa terjadi di
mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya banyak perusahaan yang menghalalkan segala cara. Praktek
curang ini bukan saja merugikan masyarakat, tapi perusahaan itu sendiri
sebenarnya. Sebagai pebisnis yang baik, kita tidak boleh “menghalalkan segala cara”
untuk mendapatkan hasil yang kita harapkan. Misalkan dengan menjelek-jelekan
citra produk dari perusahaan lain, hal ini sangat dilarang karena walaupun
produk kita terjual namun produk orang lain bisa saja tidak laku karena hal
yang kita sampaikan kepada target konsumen yang kita incar.
Faktor-faktor
penyebab melakukan pelanggaran etika bisnis
Pelanggaran
yang banyak dilakukan oleh pebisnis disebabkan oleh berbagai hal, salah satu
hal tersebut adalah dikarenakan untuk mencapai keuntungan yang
sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang akan terjadi di masa
yang akan datang.
Faktor-faktor yang
membuat pebisnis melakukan pelanggaran yaitu :
1. Banyaknya
kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
2. Ingin menambah
pangsa pasar
3. Ingin menguasai
pasar.
Dari ketiga
faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling
kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama,
dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya
untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut.
Iklan hanya bertujuan untuk merendahkan produk lain.
Contoh kasus
pelanggaran etika bisnis di Indonesia
v Kasus obat anti nyamuk HIT
Pada kasus Hit, meskipun perusahaan
telah meminta maaf dan berjanji untuk menarik produknya, ada kesan permintaan
maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker
tersebut terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih
beredar di pasaran.
v Manipulasi laporan keuangan PT. KAI
Dalam kasus tersebut, terdeteksi
adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk
penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Kasus ini
juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi.
v Dugaan pengelapan pajak
IM3 diduga melakukan penggelapan
pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember
2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi
atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7
miliar. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan
para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan
akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor
akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan
korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah
terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut. Pihak pemerintah
dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan
kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah
laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak.
Solusi
atau mengatasi pelanggaran dalam berbinis
Sangat miris melihat
kasus diatas, seharusnya sebagai produsen, kita harus mementingkan kepuasan
konsumen dalam berbagai aspek. Produsen sebagai pelaku bisnis sebaiknya
benar-benar menjaga kualitas apa yang dihasilkannya. Apabila harga pokok dari barang
tersebut terasa mahal, maka solusi yang seharusnya diambil adalah dengan
menaikan harga jual. Atau fatalnya produsen mau tidak mau mencari produk lain
untuk dijual (apabila memang modal pas-pasan). Jangan sampai karena kepentingan
produsen, keselamatan dan kenyamanan konsumen menjadi di nomerduakan.
Para pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus
mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka
panjang agar masing-masing pihak tidak ada yang merasa dirugikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan
keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk
melihat prospek jangka panjang. Kunci utama kesuksesan bisnis adalah
reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan
pihak lain. Kemajuan teknologi informasi khususnya internet telah menambah
kompleksitas kegiatan “public relation” dan “crisis management” perusahaan. Product
recall dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung
tinggi keselamatan konsumen. Dalam jangka panjang, etika semacam itu justru
akan menguntungkan perusahaan. Perilaku tidak etis khususnya yang berkaitan
dengan skandal keuangan berimbas pada menurunnya aktivitas dan kepercayaan
investor terhadap bursa saham dunia yang mengakibatkan jatuhnya harga-harga
saham.
Saran
Dalam
hal ini saran lebih diutamakan kepada produsen dalam hal memasarkan produknya
harus lebih teliti dalam standart-standart bahan baku yang digunakan pada negara
tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan nama produknya
menjadi rusak dan membuat buruk bukan hanya produknya tetapi perusahaan dan
citranya di masyarakat. Semua
pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus mempertimbangkan standar etika demi
kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang agar masing-masing
pihak tidak ada yang merasa dirugikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ketut Rindjin, Etika Bisnis dan Implementasinya, 2004,
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
K. Bertens, 2000, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius,
Yogyakarta.